Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

sejarah band d'bagindas

2012

SEJARAH TERBENTUKNYA BAND d’BAGINDAS

Gambar
D’Bagindas. Band ini memang sedang dibicarakan dimana-mana. Lagu-lagu mereka pun terdengar disekitar kita. Dan disini kamu bisa menemukan profil band D’Bagindas, kumpulan foto D’Bagindas dan foto-foto terbaru D’Bagindas. Band yang mengusung aliran pop melayu ini dimotori oleh Bian (vokal), Mike (kibord), Dandy (gitar) dan Tile (gitar). Band D’Bagindas yang terbentuk pada tanggal 02 pebruari 2009 memang sengaja mengikuti keinginan pasar. Menurut mereka, lewat karya terbaik termasuk eksplorasi bermusik, masyarakat pasti bisa menerimanya.
Sebenarnya nama Tile dan Dandy sudah tak asing lagi, mengingat keduanya pernah tergabung dalam band beraliran underground, Virus. Perbedaan genre pun tak menjadi penghalang, dan hal itu dibuktikan lewat album bertajuk “C.I.N.T.A” ini. “Menggarap musik pop melayu justru ada tantangannya, kalau dulu kita biasanya main gitar empat ke atas, sekarang empat ke bawah,” ungkap Dandy saat diwawancarai di kantor Trinity Optima Production, Jakarta , beberapa waktu lalu.
…. Dengan dukungan Mike, yang mencipta semua lagu-lagu D’Bagindas, serta suara berat khas melayu milik Bian, dipastikan grup band ini bisa bersaing dengan sederet band-band melayu lainnya yang lebih dulu eksis seperti ST12, Wali maupun band aliran lain.
Karakter vokal Bian memang sangat pas dengan lagu-lagu ciptaan Mike. Apalagi beberapa tahun terakhir, Bian sempat aktif bergelut di genre dangdut. Itu belum seberapa, di album perdananya D’Bagindas mampu menggandeng beberapa musisi untuk mendukung musiknya. Sebut saja Hendri Lamiri, lewat permainan violin di tembang “Empat Mata“. Belum lagi permainan bass di seluruh lagu oleh Indra.
Secara keseluruhan, tidak semua lagu D’Bagindas bernuansa melayu. Tembang “Dimana Sumpahmu” justru sangat pop, tanpa mengurangi aura melayunya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

sejarah band the virgin

The Virgin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
The Virgin
Latar belakang
Lahir Bendera Indonesia Jakarta, Indonesia
Jenis Musik Pop rock
Instrumen Gitar, vokal
Tahun aktif 2009 - sekarang
Perusahaan rekaman Swaradewanaga
Terkait dengan Republik Cinta Management
Dipengaruhi Aly & AJ
Anggota
Cameria Happy Pramita
Dara Rizki Ruhiana
The Virgin adalah sebuah band duo Indonesia yang beranggotakan Mita (gitar) dan Dara (vokal). Grup musik ini berdiri pada akhir tahun 2008 di bawah bimbingan Ahmad Dhani. Singel pertama mereka berjudul "Cinta Terlarang" dirilis pada tahun 2009.

Daftar isi

Pembentukan

The Virgin terbentuk atas ide Ahmad Dhani. Berawal dari lagu "Cinta Terlarang" ciptaan Cameria Happy Pramita, salah seorang gitaris wanita di T.R.I.A.D yang secara tidak sengaja didengar Dhani pada Juni 2008. Dhani pun tertarik dengan lagu tersebut dan memiliki ide untuk merekamnya dalam sebuah album dan dinyanyikan secara duo.
Dhani yang merupakan salah satu juri ajang pencarian bakat Mamamia Show, kemudian jatuh hati dengan Dara Rizky Ruhiana, salah seorang peserta kontes dari Tasikmalaya. Saat mengomentari Dara, Dhani berjanji akan membawanya ke dapur rekaman jika Dara gagal di Mamamia. Di babak 10 besar, akhirnya Dara gugur dalam kontes. Dhani pun menepati janjinya dan memperkenalkan Dara dengan Mita. Akhirnya pada akhir tahun 2008, Dara dan Mita resmi membentuk duo The Virgin. The Virgin memiliki fans resmi yang disebut Virginity.[rujukan?]

Debut

Pada awal tahun 2009, The Virgin merilis singel perdana mereka berjudul "Cinta Terlarang" yang diciptakan sendiri oleh Mitha. Singel pertama mereka mendapat sambutan hangat pecinta musik Indonesia dan langsung melejitkan The Virgin ke jajaran grup terkenal. KapanLagi.com. Diakses 2 Agustus 2009 Pada tanggal 11 Juni 2009, The Virgin bersama beberapa band pendatang baru merilis album kompilasi bertajuk New Beginning 09 yang juga memuat singel "Cinta Terlarang". Melalui singel pertamanya ini The Virgin memenangkan 2 dari 3 nominasi Inbox Awards, yaitu sebagai "Pendatang Baru Paling Direquest" dan "Video Klip Terlama di Posisi 1", sementara nominasi untuk "NSP Terlaris" dimenangkan oleh Wali. The Virign kemudian menggelar tour pertama mereka di 16 kota di Jawa dan Sumatera. Album perdana The Virgin sendiri masih dalam proses penggarapan dan siap diluncurkan akhir tahun ini.Dan Kini, The Virgin Telah merilis Album Perdananya yang berjudul "Yes I Am" yang dirilis pada tanggal 23 Juni 2011.
sumber:wikpedia //the virgin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

sejarah band kotak

otak (grup musik)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Kotak
Asal Jakarta, Indonesia
Genre Rock
Tahun aktif 2004 s.d. sekarang
Label HMR (2004)
Musica (2005)
Warner Music Indonesia (2008-Sekarang)
Situs web kotakrockband.com
Anggota
Tantri (Vocal)
Chua (Bass)
Cella (Gitar)
Mantan anggota
Pare (vokalis)
Icez (bass)
Posan Thobing (drum)
Kotak adalah band beraliran pop-rock yang terbentuk dari ajang The dream Band pada tahun 2004.

Daftar isi

Biografi Kotak

Awal Karier

Kotak terbentuk tanggal 27 September 2004 dalam acara The dream Band tahun 2004 silam, Kotak lahir dibidani salah seorang personel Kahitna, Doddy, yang bertindak sebagai produser. Saat itu, Doddy melakukan audisi untuk membentuk format band baru di Indonesia yang terdiri atas drummer, gitaris, bassist, dan vokalis.
Audisi tersebut cukup mendapatkan respons dari musisi remaja yang ingin mencoba peruntungannya di industri musik. Sebanyak 400 orang vokalis, 170 bassist, ratusan gitaris, dan ratusan drummer menjejali tempat audisi. Setelah melakukan audisi dengan mempertimbangkan berbagai format penilaian, terpilihlah 2 vokalis, 2 bassist, 3 gitaris, dan 2 drummer. Musisi muda terpilih itu kemudian diramu lagi menjadi dua band yaitu Kotak yang personelnya empat orang dan "Lima" yang personelnya lima orang. Nama Kotak memiliki arti empat sisi dan empat sudut yang bersatu menjadi bangunan kotak. Hal itu menggambarkan tentang empat orang yang berbeda tetapi bersatu dalam satu wadah musik.

Pergantian Personel

Formasi band Kotak saat itu bukan seperti yang ada sekarang. Formasi grup band Kotak pertama kali diisi oleh Cella (gitar), Icez (bass), Pare (vokal), dan Posan (drum). Mereka kemudian merilis album pertama berjudul Kotak.
Pada akhir tahun 2006, Pare ternyata memutuskan keluar dari band. ”Saya ingin di balik layar aja. Sulit buat saya untuk selalu di depan jadi frontman. Tapi saya nggak akan ninggalin Kotak begitu aja. Kapan aja kalo dimintain tolong, saya pasti pasti bantuin Kotak, misalnya buat bikin lagu,” tutur Pare, saat itu. Meskipun berat tapi setelah memahami betul alasan Pare ketiga personel Kotak lainnya merelakan Pare untuk keluar. Posisi yang kosong kemudian digantikan oleh Tantri. Beberapa waktu kemudian, Icez keluar dari band karena untuk bergabung ke The Rock untuk promo album Master Mister Ahmad Dhani I, kemudian posisi bass diisi oleh Chua. Mereka kemudian merilis album keduanya berjudul Kotak Kedua pada tahun 2008.
Menurut Tantri, dirinya sempat canggung ketika pertama bergabung dalam band ini. "Karakter vokal Pare sudah melekat di Kotak, aku sempat bingung mau nerusin karakter Pare atau sendiri saja. Tetapi, setelah sering main bareng dan latihan, aku mutusin untuk pakai karakter sendiri," katanya.
Ternyata formasi band baru di album kedua tersebut membawa kesuksesan bagi band Kotak untuk lebih berkibar di industri musik Indonesia. Tidak hanya ring back tone (RBT) yang sudah terjual satu juta. Performa mereka yang memukau di panggung membuat Kotak laris mendapatkan tawaran tur ke berbagai daerah di Indonesia.
 sumber:wikipedia.org/wiki/Kotak_(grup_musik)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

sejarah band wali


Images
Anak santri yg sukses bermain musik.
"Orang tua tau dr TV"
Jangan pernah menganggap remeh orang, karena bisa jadi dia akan lebih hebat dari anda. Kata itu tepat untuk menggambarkan keberhasilan Wali Band di belantikan musik Indonesia. Sebelum sukses, mereka adalah ank kos yang hidup apa adanya di kawasan Ciputat, dekat Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dulu mereka dihina, tapi sekarang dipuja oleh jutaan orang.
Personil Wali Band pun tak bisa melupakan masa lalunya itu. Karena itu, di sela kesibukannya show di berbagai daerah, kesempatan kumpul dengan teman-temannya juga tetap ada. Mungkin hanya sekedar ngopi atau makan bersama, tapi hal itu sangat penting untuk menjaga komunikasi sesame teman dekat. Jangan sampai muncul kesan, personil Wali Band sombong setelah sukses.
Muhammad Nu’man (Nunu), mengatakan, kesempatan untuk kumpul dengan teman-teman dekatnya, terutama sesama mahasiswa UIN memang jadi berkurang banyak, setelah jadwal show Wali Band mulai padat. Namun, sekecil apapun waktu itu, katanya, tetap diupayakan.”Kalau ada waktu senggang, ya kumpul sama-sama teman-teman sambil ngopi. Memang tak bisa seperti dulu,” kata Nunu dalam obrolannya dengan duta.
Namun, Nunu merasa bersyukur, kesuksesannya bersama Wali Band membuatnya punya cukup uang saat kumpul dengan teman-temannya. Paling tidak, kata Nunu, ia sekarang bisa menanggung semua biaya, jika ingin sekedar makan atau minum kopi bareng.”Ya lumayan lah, sekarang ini ada uang untuk ngopi sama teman-temannya,” tutur pemuda yang pernah menjadi santri di pondok Tebuireng selama 6 tahun ini.
Suatu yang lebih disyukuri olehnya, yaitu bisa membantu kedua orang tua dan keluarganya di Sidoarjo. Saat kuliah, dulunya ia sering merepotkan orang tua karena selalu minta kiriman uang.”Patut saya syukuri, saya sekarang bisa membantu orang tua di rumah,” kata anak kedua dari dua bersaudara ini.
Nunu lahir dari keluarga yang memang teguh ajaran Islam ala Nahdlatul Ulama (NU). Karena itu, kedua orang tuanya mengarahkannya untuk nyantri di Tebuireng Jombang, pesantren tua hingga kini selalu lekat dengan NU. Maklum, pendiri pondok pesantren tersebut, KH Hasyim As’ari adalah pendiri NU.”Orang tua saya NU nyel (tulen). Ya seperti orang Lamongan lah,” cerita Nunu soal kondisi keluarganya.
Keluarga Nunu bukan dari keluarga orang top. Ayahnya setiap harinya berangkat ke tambak, sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa yang kebetulan punya took sebagai sumber ekonomi.”Orang tuaku orang biasa Cak. Ayah petani tambak. Ibu pedagang, ada toko di rumah,” katanya.
Karena keluarganya yang NU dan orang biasa itu pula, Nunu sama sekali tak pernah bercerita soal hobinya bermain musik kepada kedua orang. Sesekali dia hanya bercerita ke kakak perempuanya.”Orang tua sama sekali gak ngerti kalau saya main musik. Yang tahu paling Mbak Yu (kakak), karena saya kadang curhat,” jelasnya.
Apa ada rasa takut? Menurut Nunu, jika bercerita banyak sebelum sejak awal, kemungkinannya bisa didukung atau dilarang bermusik.”Jadi kalau saya dapat kiriman uang, kalau ada sisa ya kadang saya belikan sound system atau alat musik. Itu tanpa sepengetahuan orang tua,” katanya.
Orang tua Nunu baru tahu anaknya bermain musik setelah Wali mulai terkenal dengan album Orang Bilang dengan album andalan Dik. Saat itu, Wali sudah mulai tampil pada acara musik di stasiun televisi nasional.”Orang tua tahunya saya main musik setelah Wali mengeluarkan album dan nongol di TV. Jadi, tahunya justru dari TV,” tutur Nunu.
Pada saat itu, kata Nunu, kedua orang tua dan semua keluarganya yang tinggal di Jl Mujaer, Desa Banjar Kemuning, Sedati, Sidoarjo terkejut ketika melihatnya tampil di TV. Antara percaya dan tidak, Nunu yang santri bisa nongol di TV bersama kawan-kawanya di Wali Band.”Kata orang tua saya, iku anakku bener opo ora (itubenar anakku atau tidak). Anakku kok bisa masuk TV,” kisahnya.
Nunu merasa bersyukur, kini orang tua dan semua keluarganya mendukung karirnya di musik. Bahkan, Nunu kini menjadi kebanggaan keluarga. Cermin orang ndeso yang mampu bersaing dalam kerasnya persaingan dunia musik Indonesia.”Alhamdulillah, kini semua mendukung, dan bangga,” katanya.
Kini dukungan juga dating dari teman-teman Nunu di Sidoarjo dan di Tebuirang Jombang. Bahkan, kata Nunu, saat Wali Band sudah mulai manggung di berbagai daerah dan disiarkan langsung oleh televisi, teman-temannya saat nyantri di Tebuirang sempat menelponnya.
Dukungan itu tak hanya dari kalangan santri, ada pula keluarga pondok yang menelponnya.”Ya banyak yang kaget. Konco-konco Tebuireng juga nelpon, kasih ucapan selamat dan mendukung. Cak Dhowi (Ahmad Baidhowi) dari keluarga pondok juga nelpon. Ngono iku Cak ceritane (begitu itu ceritanya),” kenang Nunu yang kadang menyempatan diri pulang kampung halaman jika show di Jatim.
Kini, bersama Farhan alias Faank (vokalis) dan Aan Kurnia alias Apoy (gitaris), jebolan ponpes La Tansa, Pandegelang Banten, Ihsan Bustomi alias Tomi (dram), lulusan ponpes Al Fatah Lampung, Muhammad Nuam alias Nunu (Bass) alumni ponpes Tebuireng Jombang, dan Hamzah Shopi alias Ovie (keybord), lulusan ponpes Al Hikmah Annajiyah Bogor, Nunu ingin terus berkarya melalui musik.
Album kedua pun kini sudah disiapkan. Akhir Maret ini, penggarapan album itu dijadwalkan selesai. Dan kalau tidak ada aral melintang, April mendatang album kedua itu akan diluncurkan. Ia pun berharap album kedua Wali Band kembali sukses. Jika diberi kemudahan, Nunu bercita-cita ingin memberangkatkan kedua orang tuanya umroh atau haji ke tanah suci Mekkah.”Kami berharap dukungan dan doa restu semuanya,” pungkasnya.(***) 

sumber: http://situswap.com/g/index.php?u=sulton

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS